Berantas Habis Demam Berdarah Dengue Untuk Kebaikan Masa Depan Anak

 


Tiba - tiba kemarin sepupu aku telepon dan mengabarkan kalau anaknya panas tinggi, beberapa hari sebelumnya juga dia muntah - muntah dan buang air besar. Namun keesokan harinya anaknya sembuh dan sudah bisa main kembali. Namun di hari berikutnya dia panas tinggi lagi, temannya pun berkata harus dibawa ke rumah sakit karena takut terkena penyakit demam berdarah dengue (DBD).


Makanya dari itu dia meminta pendapat aku bagaimana seharusnya, karena anakku dulu pernah terkena penyakit demam berdarah dengue (DBD) dan aku pun menyarankan untuk cek panas nya berapa dan segera juga dibawa ke rumah sakit. 


Bukan hanya kakak sepupu aku aja yang anaknya naik turun panas begini, namun hampir seluruh di grup whatsapp mulai dari teman sekolah anakku, teman komunitas dan lingkungan RT pun mengeluh anaknya sakit dengan kondisi yang sama.


Komitmen PT TAKEDA




Kita harus melek dengan hal ini, begitupun dengan PT Takeda Innovative Medicines yang merupakan perusahaan biofarmasi terkemuka berbasis-nilai, penelitian dan pengembangan 

(R&D), dari Jepang, yang berkomitmen untuk menemukan dan menghadirkan perawatan terkini, yang sejalan dengan komitmen 

kepada para pasien (Patients), orang-orang Takeda (People), dan juga bumi (Planet) ini.


Jakarta, 21 Maret 2024 – PT Takeda Innovative Medicines (”Takeda”) hari ini mengumumkan 

pencapaian yang luar biasa melalui penghargaan perunggu yang didapat dari ajang PR Indonesia 

Award 2024, kategori Program Corporate PR untuk Perusahaan Swasta.


Penghargaan ini mengakui program corporate PR yang dijalankan oleh Takeda dalam kemitraan dengan Kementerian Kesehatan RI dalam upaya pencegahan DBD di Indonesia sebagai serangkaian kegiatan yang komprehensif dan berdampak besar.


Jujur sih aku sangat mengapresiasi dengan Takeda yang benar - benar ingin memerangi DBD di Indonesia. Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines, Andreas Gutknecht, menyampaikan, “Kami sangat bangga untuk menerima penghargaan yang luar biasa dari PR Indonesia ini, sebagai pengakuan atas komitmen kuat kami bersama dengan Kementerian Kesehatan dalam memerangi DBD di Indonesia. Pencapaian ini menggarisbawahi dedikasi kami untuk membuat perbedaan nyata dalam kesehatan masyarakat, sesuai dengan keahlian kami. Hal ini tidak akan mungkin terjadi tanpa adanya dukungan dan sambutan baik dari pihak-pihak terkait, di antaranya Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Kesehatan, para mitra di dunia kesehatan, komunitas, serta masyarakat umum. Prestasi ini bukan hanya milik Takeda, tetapi juga milik semua pihak yang sudah dengan gigih melakukan pencegahan dan pengendalian DBD di Indonesia.”




Dr. Imran Pambudi, MPHM, sebagai Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Ditjen P2P, Kementerian Kesehatan RI, menyatakan bahwa untuk mencapai target 

nol kematian akibat dengue di tahun 2030, diperlukan peran aktif seluruh lapisan masyarakat,


“Sangat krusial untuk membangun sebuah sinergi yang kuat antara sektor publik, yaitu pemerintah, 

dan sektor swasta. Blueprint-nya sudah ada, yaitu Strategi Nasional Penanggulangan Dengue 2021-

2025. Namun demikian, implementasi pengendalian dan pencegahan harus dilakukan di tingkat terkecil, yaitu keluarga. Semakin banyak keluarga bergerak, maka akan membantu kita mendekati target <10/10.000 penduduk.”


3M PLUS 




Setuju banget deh aku makanya peranan kita sebagai warga masyarakat harus saling menggandeng tangan agar bisa memberantas demam berdarah dengue. Pastinya semua sudah inihafal kan ya dengan slogan nya yaitu 3M Plus (menutup, menguras, mendaur ulang, plus nya adalah Plusnya bisa melalui gerakan 1 rumah 1 jumantik, menanam tanaman pengusir nyamuk, memelihara ikan pemakan jentik, gunakan lotion anti nyamuk).


Dr. Imran Pambudi menambahkan bahwa saat ini beberapa daerah telah menetapkan status Kondisi Luar Biasa (KLB) Dengue,

“Implementasi 3M Plus masih memegang peran yang sangat krusial dalam pengendalian kasus DBD di Indonesia. Sampai dengan minggu ke-11 tahun 2024, terdapat 35.556 

kasus DBD di Indonesia dengan 290 kematian. Di bulan Maret ini saja, beberapa daerah sudah menetapkan KLB, seperti Jepara, Enrekang, Kutai Barat, Lampung Timur, dan Kab Nagekeo. Oleh 

karena itu, pemerintah tidak pernah bosan untuk terus menekankan pentingnya 3M Plus, dan termasuk mempertimbangkan pencegahan inovatif seperti Wolbachia dan vaksin DBD.”


Untuk itu Takeda dan Kementerian Kesehatan menyusun program kerja bersama dan meluncurkan Kampanye #Ayo3MplusVaksinDBD, yang bertujuan mengajak lebih banyak masyarakat untuk semakin memahami tentang DBD serta tindak pencegahan, termasuk memberikan edukasi seputar upaya preventif yang inovatif, seperti Wolbachia dan vaksinasi.


Saya juga merasa sangat terbantu dengan adanya vaksin demam berdarah dengue, karena saya merasa anak - anak saya terlindungi, untuk masa depannya dan untuk produktivitas anak saya. Nah sebelum vaksin demam berdarah kita bisa konsultasikan dulu ke dokter yah. 


Demam berdarah dengue ( DBD ) disebabkan oleh nyamuk  Aedes aegypti. Nyamuk ini lebih senang di tempat yang tergenang air dan tempat kotor. Demam berdarah dengue ini bisa terjadi pada siapa pun , yang dewasa maupun anak - anak, tanpa memandang usia. Bahkan ini bisa terjadi dimanapun mereka tinggal. Dan yang lebih aku khawatir demam berdarah dengue ini bisa terjadi berulang, semisal ada seorang yang sudah pernah terkena demam berdarah dengue kemungkinan bisa terjangkit kembali. 


Sebagai seorang ibu yang pernah melihat anaknya terkulai lemas karena terkena demam berdarah dengue pastilah merasa was was kalau hal itu terjadi kembali. Apalagi belum ada pengobatan yang khusus untuk demam berdarah dengue. Untuk itu lebih baik kita mencegah kan daripada mengobati. Yuk mari cegah DBD bersama - sama.









Komentar

Postingan Populer