Hidup Tanpa Riba, Yes or No ?

Beberapa waktu yang lalu aku melihat konten dari suatu aplikasi joget, ada seorang wanita yang juga seorang karyawan Bank sedang berjoget sambil membahas tentang riba.

Dari video yang aku tonton sekitar 15 detik, pegawai bank gerah dengan cap para netizen kalau bekerja di Bank itu Riba dan Haram. Wanita tersebut menanyakan kembali kepada para netizen yang selama ini juga masih menggunakan riba.

Sambil berjoget wanita itu bertanya balik tentang kendaraan yang netizen miliki adalah hasil riba, cicilan rumah serta ATM yang dimiliki adalah juga hasil riba. Wanita tersebut geram dan di akhiri dengan tulisan "Kalau kalian belum mampu menghalalkan hidup kalian, jangan mengharamkan hidup orang lain"

Banyak sekali komentar netizen yang gak setuju dengan pendapat si wanita tersebut.  Bahkan para netizen bilang kalau yang mengharamkan adalah bukan kita tapi sudah tertulis di dalam kitab suci umat islam Al - qur'an.

Sekitar 3 atau 4 tahun yang lalu aku juga pernah dekat dengan yang namanya Riba. Pada saat itu aku dan suami ingin memiliki kendaraan motor yang kami inginkan. Untuk beli cash kami engga mampu, akhirnya kami beli secara kredit.

Kami tidak perduli dengan halal atau haram pada saat itu, yang penting kami punya motor impian kami. Dari bulan pertama pembayaran aman dan tidak macet. Suami yang bekerja sebagai supervisor di sebuah perusahaan mempunyai kecukupan gaji untuk bayar setiap bulan.

Uang kami terkuras hampir 1 juta setiap bulannya, hanya demi sebuah keinginan tanpa memikirkan akibatnya. Pada suatu hari suami harus di berhentikan dari kerja karna fitnahan seorang teman yang tak bertanggung jawab.

Masih beruntung cicilan motor kami sudah lunas, tapi ketika kami mau ambil surat BPKB kami terhalang dengan denda cicilan motor yang lewat dari tanggal seharusnya. Kami shock saat itu, bukan ratusan ribu tapi jutaan yang harus kami bayar.

Saat itu seorang sales dari finance tersebut menyarankan agar BPKB di gadaikan saja agar bisa mendapat uang pinjaman modal usaha. Suami yang saat itu nganggur langsung tergiur dengan ucapan sales tersebut.

Aku yang awalnya ragu entah kenapa aku juga menyutuinya. Lagi dan lagi kami masuk dalam lubang yang sama. Hingga pada akhirnya kami tidak bisa membayar di setiap bulannya.

Motor kesayangan kamilah yang jadi korban, harus di tarik leasing pada saat itu. Perasaan hancur, sedih, marah dan kecewa terhadap suami saat itu aku limpahkan dengan cucuran air mata di hadapan Allah. Setiap sujudku meminta ampun atas kesalahan yang telah kami perbuat.

Riba sudah jelas di haramkan oleh Allah dalam sebuah kitab suci Al - quran surah Ali Imron Ayat 130:

Allah berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ لاَ تَأْكُلُواْ الرِّبَا أَضْعَافاً مُّضَاعَفَةً وَاتَّقُواْ اللّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ . وَاتَّقُواْ النَّارَ الَّتِي أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِينَ

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan. Peliharalah dirimu dari api neraka, yang disediakan untuk orang-orang yang kafir." (Qs. Ali Imron [3]: 130).

Kami yang bodoh dan kami yang pura - pura tidak tau dengan hukum riba sangat menyesal dengan keadaan saat itu. Tak hentinya kami memohon ampun kepada Ilahi Robbi.

Tekad kami bulat untuk menjauhakan riba dalam hidup kami. Waktu itu posisi kami sangat sulit, motor tidak ada dan usaha kamipun gulung tikar.

Pada akhirnya orang tua dari suamiku meminjamkan motor untuk suami mencari kerja. Ya walaupun motor tak sebagus yang kami miliki sebelumnya tapi kami bersyukur motor ini bukan hasil riba seperti sebelumnya.

Tahun berganti, hidup kami terasa sangat berkah, kami benar - benar hidup tanpa riba. Rezeki yang suami bawa untuk menghidupi aku dan juga 2 anakku selalu aku terima dengan rasa syukur. Bersyukur kami masih di beri nikmat sehat dan bisa berkumpul dengan bahagia.

Semua keinginan kami tahan, gaya hidup kami lupakan. Walaupun terlihat banyak cemooh orang karna kesusahan kami, tapi kami tak hentinya selalu mengucap Alhamdulillah. Saat kami butuh uang Allah selalu memberi, setiap kami kesulitan Allah selalu memudahkan.

Kami pernah hampir kehabisan uang untuk makan sehari - hari tapi dengan cepat Allah beri dari arah yang tak ku sangka. Begitulah seterusnya hidup kami selalu di mudahkan oleh Allah.

Bulan februari 2020 motor yang di pinjamkan oleh mertuaku hilang saat mau mengantarkan anakku sekolah pagi. Saat itu aku bilang ini adalah bentuk kasih sayang Allah, mungkin yang mencuri lebih membutuhkan dari pada kita.

Sebagai manusia aku sempat menangis mengurung di kamar, sampai makanpun tak enak. Anak - anakku jadi ikutan menangis dan rewel. Tapi aku berfikir semua hanyalah titipan, dan Allah berhak mengambil apapun yang jadi kepunyaanNYA.

Tapi memang Allah Maha Baik, Allah Maha Pemurah suamiku lagi dan lagi di kasih pinjam motor oleh atasan tempat dia bekerja. Masha Allah aku menangis bahagia dan mengucap Alhamdulillah sambil meneteskan airmata.

You guys percayalah jikalau kita meninggalkan apa yang sudah diharamkan oleh Allah hidup kita akan lebih nyaman, tenang, berkah dan bahagia.

Sampai saat inipun keinginan aku untuk membeli handphone baru , laptop untuk ngeblog atau kamera untuk kerjaan aku sebagai influencer aku masih tahan karna aku gak mau membeli barang dengan kredit lagi. Walaupun jujur aku sangat butuh.

Butuh buat aku mungkin belum tentu yang terbaik buat Allah. Alhamdulillahnya kerjaan aku juga selalu lancar. Setiap hari pasti ada aja yang menawarkam job. Walaupun belum bernilai tinggi paling tidak aku bisa menabung untuk membeli alat kerja yang aku butuhkan.

Saat ini aku dan keluarga boleh di bilang sangat berkah. Kami yang tadinya gak bisa membelikan orang tua kami buah tangan ketika  berkunjung kini kami bisa membelikannya.

Anak - anak yang selalu bahagia dengan mainan barunya, dan makan dengan nutrisi yang terbaik pastinya.

Tinggalin Riba ? Siapa Takut ?

Komentar

Postingan Populer